Jusuf Kalla: Tujuan Kaya yang Menentukan Masuk Surga


Share

Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Dr. (H.C) Drs. H.M. Jusuf Kalla menjadi pemateri pada kegiatan Inspirasi Ramadan (Irama) 1444 H. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (07/04) di Masjid Salman ITB. Jusuf Kalla memaparkan kajian dengan tema Kekayaan yang Membawa ke Surga. Menurutnya, kekayaan yang diniatkan untuk mensejahterakan orang lain, akan menjadi jalan menuju surga.

Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa kaya itu bukan hanya tentang harta. Kaya adalah kita mempunyai sesuatu yang rata-rata lebih banyak dari biasanya. Para Profesor, guru dan dosen kaya akan ilmu, orang yang memiliki pengalaman, dia kaya pengalaman. 

“Jika dosen, guru memanfaatkan ilmunya itu jadi amal jariyah, luar biasa diterima oleh Allah Swt.  Kekayaan bisa didapatkan dengan berbagai cara, amal jariyah lebih cepat masuk surga dibandingkan kekayaan harta. Jadi kaya bukan cuman harta,” tambah Jusuf Kalla.

Dalam menjalankan perusahaannya, Jusuf Kalla selalu mengingat pesan sang ayah bahwa kekayaan bukan jadi tujuan utama tetapi sejauh mana manfaat yang dihasilkan untuk orang banyak.

“Kamu kalau jalankan perusahaan, jangan diniatkan untuk menjadi kaya tapi bagaimana kamu beramal. Membayar zakat, membantu orang, menghidupi orang dengan bekerja, membantu masyarakat dengan membayar pajak. Untuk melakukan semua itu, perusahaan harus maju. Agar perusahaan maju, maka kamu harus mampu menjalankannya,” ungkap Jusuf Kalla. 

Jusuf Kalla juga mengingatkan pentingnya menjadi orang yang kaya dalam hal apapun. Ia juga mengungkapkan faktanya di Indonesia saat ini, yang kaya sebagian besar itu bukan orang muslim. Jika dilihat daftar 10 orang terkaya di Indonesia hanya satu yang muslim yaitu Chairul Tanjung. 

Saat ini, bangsa Indonesia menghadapi ancaman besar yaitu kesenjangan yang bisa memecah belah persatuan bangsa. Hal ini bisa diatasi salah satunya jika kaum muslimin di Indonesia mengambil peran serta berusaha untuk meraih kekayaan sehingga ketimpangan distribusi kekayaan bisa disetarakan. 

“Hal yang seharusnya dilakukan adalah pertama memberikan semangat. Di Masjid giatkan dakwah muamalah selain dakwah akidah, ibadah, akhlak, sejarah serta tafsir. Dakwah muamalah juga penting. Biarkan ahli perniagaan juga dakwah di masjid. Bagi lembaga pendidikan, bisa dikuatkan dan digiatkan mengenai kewirasuahaan,” tambah Jusuf Kalla 

Jusuf Kalla juga berterimakasih kepada Penerbit Salman, AMKI dan Yayasan Kalla yang telah menerbitkan buku “Seni Berbisnis Jusuf Kalla”. Ia mengaku selama ini terkadang tidak sadar dengan cara bisnis yang ia lakukan. Perusahaan keluarga Jusuf Kalla yaitu Kalla Group saat ini sudah berusia 70 tahun dan menjangkau berbagai sektor yaitu perdagangan, transportasi, infrastruktur, properti, manufaktur, energi hingga pendidikan.   

Informasi mengenai pembelian buku Seni Berbisnis Jusuf Kalla dapat mengunjungi instagram @salmanreadingcorner atau @salmanitb. 

Informasi mengenai Irama dan kegiatan Ramadan lainnya di Masjid Salman ITB dapat mengunjungi Instagram @p3ri.salmanitb. Bagi yang ingin beramal dan turut berkontribusi pada kegiatan Ramadan di Masjid Salman dapat menyalurkan dukunganya melalui Rekening BSI 633-388-8335 a.n Rumah Amal Salman. Informasi lebih lanjut mengenai donasi Ramadan dapat mengunjungi instagram @rumahamalsalman atau website rumahamalsalman.org