Balita Hingga Lansia Jemput Keberkahan Lewat Itikaf di Masjid Salman


Share

Di 10 hari terakhir Ramadan 1444 H, Panitia Penyelenggara Program Ramadan dan Idul Adha (P3RI) mengadakan kegiatan itikaf untuk para jemaah Masjid Salman ITB. Pelaksanaan itikaf dimulai pada Selasa (11/04) hingga Jumat (21/04). Itiikaf di Masjid Salman ITB diikuti oleh berbagai kalangan dari lansia hingga balita. 

Ketua Departemen Ramadan 1444 H, Farhatan Fajri Soblia mengungkapkan diizinkan balita untuk itikaf di Masjid adalah sebagai pengenalan masjid sejak dini seperti pada zaman Rasulullah saw.

"Pada zaman Rasulullah ketika pelaksanaan kajian banyak anak-anak yang duduk di masjid. Walaupun mungkin mereka tidak mendengarkan dan hanya bermain. Seharusnya orangtua yang bertanggungjawab gimana caranya anak boleh main di masjid supaya familiar di masjid cuman jangan ganggu jemaah yang lain. Jadi itikaf di Masjid Salman tidak ada batasan usia," tambah Farhatan. 

Salah satu peserta itikaf, Ayu Wirdaningsih membawa empat anak dan anak terkecilnya berusia tiga tahun. Pertimbangan ia membawa semua anaknya untuk itikaf selama 10 hari karena Masjid Salman merupakan tempat yang ramah anak. Tentunya itikaf membawa anak memiliki tantangan yang harus dihadapi Ayu.

"Menurut saya Salman itu ramah anak, nyaman untuk anak-anak. Jadi Salman pilihannya dibandingkan masjid lain. Kan itikaf menghidupkan malam, walaupun ramai tapi tetap ramah anak.  Tantangan bawa anak ketika itikaf itu karena jam tidur anak yang tidak sesuai dengan kebiasaanya di rumah tapi itu tidak menjadi penghalang untuk itikaf karena inikan ibadah ke Allah," ungkap Ayu.

Setiap tahunnya, Ayu selalu mengikuti itikaf di Masjid Salman ITB. Walaupun ada beberapa kekurangan yang dirasakan, ia selalu menyampaikannya kepada pihak panitia dan ia pun berpendapat setiap tahunnya selalu ada perbaikan. Salah satunya kebersihan Kamar Mandi di tahun ini lebih baik, karena para peserta dilarang mencuci pakaian di kamar mandi dan tersedia fasilitas laundry.

Larangan tersebut memang sengaja dibuat oleh pihak Masjid Salman. Farhatan mengungkapkan jika peserta mencuci di kamar mandi maka detergen yang digunakan akan menggangu aktivitas jemaah lainnya dan air yang digunakan tercemar oleh detergent. Sedangkan air di Masjid Salman akan diolah kembali dan digunakan untuk air wudhu. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan itikaf yang aman, nyaman dan mengesankan.