YPM Salman ITB menyelenggarakan pelatihan pemadaman kebakaran untuk karyawan, pada Rabu (26/10) pagi. Pelatihan ini menjadi yang pertama setelah pandemi, setelah sebelumnya diselenggarakan tahunan. Pelatihan ini disampaikan oleh Totoy Yuhasmana, Danru Rescue Peleton 3 Diskar PB Kota Bandung. Para karyawan yang hadir diberi penjelasan mengenai sebab-sebab kebakaran beserta cara menanggulanginya.
"Di musim hujan, frekuensi kebakaran di Kota Bandung tidak menurun. Kebakaran di musim hujan sering terjadi karena korsleting listrik atau arus pendek. Waspada! Hindari penggunaan colokan listrik yang bertumpuk, apalagi untuk peralatan listrik yang membutuhkan daya besar seperti rice cooker, setrika atau peralatan listrik yang digunakan dalam jangka waktu lama. Selalu gunakan kabel dan stop kontak yang standar seperti SNI." ujar Totoy.
Totoy menyebutkan, kebakaran terjadi karena bertemunya tiga hal: panas, bahan, dan udara (oksigen). Jika salah satunya hilang, maka api tidak akan menyala. Totoy mencontohkannya dengan sebatang korek api. Ketika korek api dikeluarkan dari kotak, ia tidak langsung terbakar meskipun ada bahan (korek) dan juga udara. Tetapi, setelah diberi panas dari gaya gesek, korek api akan menyala. Begitu pula ketika api memasuki ruang hampa udara, api akan padam meskipun bahannya masih ada. Dengan bekal pengetahuan tersebut, Totoy mencontohkan teknik memadamkan api yang menyala dari tabung gas. Menurut Totoy, api ini dapat dipadamkan dengan menutup akses gas sebagai bahan bakar api, caranya bisa dengan menutup lubang gas dengan jari atau menutup regulator gas.
Selain itu, para karyawan dibekali cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Totoy mendemonstrasikan teknik menggunakan APAR, dimulai dari mengecek indikator APAR. Pengecekan indikator APAR dilakukan untuk memeriksa apakah APAR masih bertekanan, sudah habis, sudah kadaluarsa, atau bahkan mengecek indikasi kebocoran gas.
Setelah APAR dipastikan dapat digunakan, pin pengaman perlu dilepas terlebih dahulu. Lalu, Totoy mendemonstrasikan cara memegang APAR yang baik dan benar, beserta membawanya ke jarak aman dari sumber api. Setelah berada di posisi yang tepat, hal yang perlu dilakukan tinggal menekan tuas APAR sembari mengarahkan semburan ke sumber api. Beberapa karyawan Masjid Salman ITB maju ke depan menjadi relawan untuk mencoba memadamkan api menggunakan APAR, di bawah pengawasan Totoy.
Totoy berharap, pelatihan ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat untuk seluruh karyawan Masjid Salman ITB. Karena, dalam situasi darurat, pengetahuan pemadaman kebakaran dapat menyelamatkan harta benda dan juga nyawa, sehingga bernilai ibadah di mata Allah SWT.