Riset Persampahan Masjid Salman, Langkah Penuhi Kebutuhan Jamaah dalam Pilah Sampah


Share

Tim Riset Rintisan Model (RRM) Salman ITB adakan sampling timbulan sampah jamaah pada Minggu (19/02) hingga Minggu (26/02) di area kantin dan pelayanan jamaah lantai 1 Masjid Salman. Kegiatan ini akan menghasilkan data berupa jenis sampah apa yang paling banyak dihasilkan dari aktivitas di Masjid Salman. Hasilnya penting untuk membuat desain tempat sampah yang cocok disediakan di Masjid Salman sesuai jenis sampah yang dihasilkan. Sampling timbulan sampah ini merupakan salah satu kegiatan dari riset persampahan Masjid Salman ITB.

Ketua Riset Rintisan Model, Farras Rayhan mengungkapkan bahwa setiap tempat menghasilkan jumlah jenis sampah yang berbeda, maka dari itu kapasitas tempat sampahnya pun perlu dibedakan.

“Kapasitas tempat sampah harusnya berbeda-beda, karena dari volume masing-masing sampah sama yang dihasilkan berbeda. Ketika kita melakukan sampling kita jadi tahu ‘oh di kantin itu mayoritas sampahnya organik, karena mayoritas organik tentunya si tempat sampah organik harus lebih besar dibandingkan jenis kategori sampah lainnya’ dan berlaku di titik lainnya,” jelas Farras. 

 Hasil sampling juga akan digunakan sebagai data riset pengelolaan sampah yang tengah dilakukan oleh RRM. Pentingnya desain tempat sampah harus disesuaikan untuk mengakomodasi kebutuhan jamaah dalam memilah sampah.

“Dilihat khususnya di sektor lantai 1, tempat sampah masih suka penuh dan tidak estetik. Mungkin orang gak mau milah karena kotor  atau karena penuh . Dilakukan riset ini, kita coba akomodir kebutuhan jamaah untuk bisa memilah dengan memperhitungkan desainnya. Kalau desainnya menarik, diharapkan ada mindset orang buang sampah berdasarkan pemilihannya,” ujar Farras

Bertepatan dengan Hari Sampah Nasional pada 21 Februari, menurut Farras ini merupakan momentum yang tepat untuk memperlihatkan kondisi sampah di Salman ke publik mengenai jumlah sampah yang dihasilkan dari aktivitas di Masjid Salman. RRM telah melakukan sampling pemilahan sampah sebanyak 3 kali yaitu Juni, Agustus dan Februari. Di bulan Juni dan Agustus jenis sampah yang banyak dihasilkan dominan sampah organik. Tetapi  residu (sampah yang tercampur) juga jumlahnya cukup besar. Farras berharap lebih lanjut lagi target yang ingin dicapai adalah meningkatkan awareness jamaah supaya dapat memilah sampah.