Pada malam 15 Ramadan 1444 H atau bertepatan dengan Rabu (05/04), Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat sekaligus Mustasyar PW NU Jawa barat, KH. Muhammad Cholil Nafis mengisi ceramah tarawih di Masjid Salman ITB. Dalam ceramahnya, Cholil Nafis mengajak seluruh umat muslim untuk melakukan amar makruf nahi munkar dengan berdakwah.
Bulan Ramadan disebut sebagai madrasah kemanusiaan, maka saat ini merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikannya bahwa masing-masing dari kita adalah dai. Minimal untuk orang terdekat kita, karena jalan dakwah bisa dilakukan dengan apa saja sesuai kemampuan dan kapasitas individu.
“Kalau kita punya solusi seperti saat COVID, Salman ITB mencetak alat yang bisa memberikan solusi pada permasalahan kebangsaan, itu adalah dakwah. Jadi dakwah itu luas sekali. Ramadan ini kita dilatih sebagai insan untuk kembali ke hakikat insan yang sebenarnya. Terkadang kita lupa sebagai insan, maka saling mengingatkan merupakan satu niscaya,” tambah KH. Cholil Nafis.
Ia juga mengungkapkan bahwa perkataan seorang dai harus sama dengan perilakunya. Karakter keislaman dalam berdakwah merupakan hal yang sangat penting. Umat muslim perlu menjadikan karakter keislaman sebagai pegangan dalam menjalankan kehidupan.
“Karakter keislaman itu penting tapi bukan berarti kita menjadi eksklusif. Menampilkan dan menjadikan karakter keislaman sebagai pegangan itu menjadi keharusan. Jangan takut menampilkan akidah sendiri, kita perlu menampilkan dan tetap akomodatif terhadap perbedaan. Ada orang yang terlalu menampilkan perbedaan tapi lupa karakter keislamannya. Kita tidak boleh atas nama keagamaan menganggu agama lain,” ungkapnya.
Cholil Nafis juga memberi pesan pada para mahasiswa untuk menyeimbangkan antara rohani, jasmani serta intelektual. Berzikir dan rajin beribadah tidak membuat orang pintar tetapi membuat orang menjadi benar. Orang yang rutin berzikir akan selalu dibimbing oleh Allah Swt. dan berada pada jalan yang lurus. Kepintaran seseorang didapat dari membaca dan berpikir, orang pintar kalau jahat hebat. Tapi kalau baik dan benar, daya perbaikannya juga hebat.
“Agar kita menjadi orang pintar dan benar, kita butuh zikir. Ruhani kita jangan dilepaskan dari masjid. Untuk membangun peradaban, membangun bumi itu dimulainya dari masjid. Saya ingin mengarahkan kepada mahasiswa bahwa sains itu tidak bertentangan dengan agama. Teman-teman yang punya keahlian di dalam duniawi tidak berarti lupa pada ukhrowi. Ada tujuan akhir, pendidikan jadi amal baik kita setiap saat yang akan kita petik di akhir nanti,” ujar Cholil menutup sesi ceramah.
Informasi mengenai kegiatan ceramah tarawih dan kegiatan Ramadan lainnya di Masjid Salman ITB dapat mengunjungi Instagram @p3ri.salmanitb. Bagi yang ingin beramal dan turut berkontribusi pada kegiatan Ramadan di Masjid Salman dapat menyalurkan dukunganya melalui Rekening BSI 633-388-8335 a.n Rumah Amal Salman. Informasi lebih lanjut mengenai donasi Ramadan dapat mengunjungi Instagram @rumahamalsalman atau website rumahamalsalman.org