Tidak Hanya Berbagi Buka Puasa, Masjid Salman ITB Edukasi Jamaah Pilah Sampah

(Rumah Amal Salman, Bandung) – Masjid Salman ITB bersama Rumah Amal Salman terus
mengukuhkan komitmennya terhadap isu lingkungan. Sejak 2022, upaya pengelolaan
sampah semakin diperkuat melalui program Salman
Environment Rangers (Savior Rangers). Khusus di bulan Ramadhan, edukasi
mengenai pemilahan sampah semakin digencarkan dengan bantuan panitia Zero Waste P3RI Masjid Salman ITB.
Koordinator Savior
Rangers, Diniana Sara, menjelaskan bahwa sistem pemilahan sampah di
Masjid Salman ITB dibuat lebih rinci dibanding sekadar organik dan non-organik.
Jamaah diajak untuk memilah sampah dalam lima kategori, yakni sampah organik,
residu, plastik bersih, botol, dan kertas. Langkah ini diharapkan dapat
mempermudah proses pengolahan sampah lebih lanjut.
“Kami tidak hanya memilah sampah antara organik dan non
organik, tetapi lebih rinci agar pengelolaannya lebih efektif,” ujar Sara,
Jumat, 15 Maret 2025.
Meski begitu, upaya ini bukan tanpa tantangan. Beberapa
jamaah merasa enggan memilah sampah dengan alasan jumlah sampah yang sedikit
atau keterbatasan waktu. Diniana menegaskan bahwa timnya tetap mengedepankan
kenyamanan jamaah, sembari terus mengedukasi mereka agar kebiasaan memilah
sampah dapat terbentuk secara alami.
“Memang ada saja yang keberatan, tetapi kami maklumi. Bisa
jadi mereka baru pertama kali datang ke Salman atau memang sedang terburu-buru.
Kami tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik agar mereka merasa nyaman,”
tambahnya.
Hingga pertengahan Ramadhan tahun ini, rata-rata sampah yang
terkumpul di Masjid Salman ITB mencapai 51 kilogram per hari. Meskipun volume
sampah belum berkurang signifikan, tingkat keterpilahannya meningkat dibanding
tahun sebelumnya. Bahkan, sejak awal Ramadhan, Masjid Salman ITB tidak lagi
menyalurkan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Di sisi lain, program berbagi buka puasa Masjid Salman ITB
dan Rumah Amal Salman juga terus berjalan dengan baik. Hingga pertengahan
Ramadhan, sebanyak 10.150 paket berbuka telah dibagikan kepada jamaah. Program
ini menghadirkan hidangan berbuka dengan beragam menu khas Nusantara dan
mancanegara, seperti masakan Minang, Jawa, Timur Tengah, hingga Jepang.
Koordinator Program Berbagi Buka 1446 H, Didi Riyadi,
menjelaskan bahwa meski konsep program ini masih sama dengan tahun sebelumnya,
tim tetap melakukan mitigasi risiko dalam penyaluran makanan. Salah satunya
dengan memastikan kualitas makanan tetap terjaga melalui monitoring dan
evaluasi harian.
“Program ini disambut baik oleh jamaah, tetapi kami tidak
boleh berpuas diri. Kualitas makanan dari berbagai vendor tetap harus
dimonitoring dan dievaluasi agar penyajian kepada jamaah tetap optimal,” ujar
Didi.
Salah seorang jamaah, Fattah, mengungkapkan kekagumannya
terhadap sistem berbuka puasa di Masjid Salman ITB. Ia menilai sistem antre
dengan kupon serta keberagaman menu membuat pengalaman berbuka semakin
berkesan.
“Saya baru pertama kali berbuka di Masjid Salman ITB.
Sistemnya sangat rapi dan pelayanannya baik, dengan banyak pilihan menu,”
katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh jamaah lain, Tsabita. Selain
makanan yang variatif, ia juga mengapresiasi adanya kajian inspiratif yang
menghadirkan tokoh-tokoh nasional.
“Saya dari awal Ramadhan terus berbuka di sini, karena selain
makanannya enak, saya juga mendapatkan banyak ilmu dari kajian inspirasi
ramadhan (IRAMA) yang disajikan. Kemarin saya bahkan berkesempatan bertemu Pak
Anies, pengalaman yang luar biasa,” ujarnya.
Dengan berbagai program yang berjalan, Masjid Salman ITB dan
Rumah Amal Salman tidak hanya menjadi
tempat ibadah, tetapi juga pusat edukasi dan pemberdayaan jamaah dalam berbagai
aspek, termasuk kesadaran lingkungan dan pemantapan intelektualitas.***
---
Rumah Amal Salman adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) pengelola zakat,
infak, sedekah dan lainnya yang berfokus pada pendidikan dan teknologi.
Alamat: Jalan Gelap Nyawang nomor 4,
Bandung | Call Center +62 811-2228-333 |www.rumahamal.org|
instagram.com/rumahamalsalman/