Impian Besar di Balik Film Iqro

Ilmu pengetahuan dan agama tidak bisa dipisahkan, sebab melalui ilmu pengetahuan lah manusia dapat mengenal lebih dekat Sang Pencipta. Ilmu pengetahuan membantu manusia membaca ayat-ayat kauniyah yang terbentang di alam semesta. “Karena perintah Iqro bukan hanya berkaitan dengan membaca kitab, tapi juga membaca alam dan membaca diri sendiri,” Ujar Iqbal Alfajri, sosok dibalik pembuatan film Iqro, sebuah film keluarga bergenre sains dan religi.
Film Iqro yang merupakan film perdana produksi Masjid Salman ITB ini mengajak penonton untuk mengenal kuasa Allah SWT melalui dunia ciptaan-Nya. Film Iqro telah tayang dan terdiri dari dua seri, yang pertama berjudul “Iqro: Petualangan meraih bintang” tayang di tahun 2017. Kemudian sekuelnya yang berjudul, “Iqro My Universe” tayang di bulan Juli tahun 2019. Satu tahun berlalu film Iqro masih terus diminati penoton. Ditayangkan di statiun TV nasional dan juga dapat dinikmati melalui layanan streaming.
Sebenarnya pembuatan film Iqro melewati proses yang panjang. Impian besar membuat film layar lebar berawal dari unit kegiatan yang tumbuh di Masjid Salman ITB. Masjid Salman menjadi tempat berbagai unit kegiatan ataupun organisasi berkembang dan melahirkan karya di bidangnya masing-masing. Termasuk bidang film dengan dirintisnya unit filmmaker (Salman Films) pada tahun 2001 oleh para alumni aktivis Salman. Dengan fokus kegiatan pembuatan film oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Lalu selanjutnya para aktivis Salman membentuk Salman Film Academy (SFA). “Pada tahun 2014 dibentuk Salman Film Academy, yang salah satu programnya adalah memproduksi film layar lebar dengan misi dakwah” Jelas Iqbal saat dihubungi Salman Media, Rabu (24/03/2021).
Rencana besar SFA membuat film layar lebar mulai terwujud di tahun 2015. Ketika berhasil membentuk tim produksi dengan melibatkan produser film senior Budiyati Abiyoga. Menurut Iqbal ide film Iqro sendiri muncul dari hasil diskusi antara dirinya dengan Ius Kadarusman salah satu anggota tim produksi yang juga merupakan penggerak unit teater Menara Salman. “Kemudian diputuskan untuk membuat film anak-anak (film keluarga) bergenre sains dan religi.” Ujar Iqbal.
Film yang ditulis Aisyah Amirah ini menceritakan tentang seorang anak bernama Aqila yang memiliki minat sangat besar pada bidang astronomi. Aqila bercita-cita ingin menjadi astronaut. Salah satu profesi yang jarang menjadi dambaan anak-anak Indonesia. Dalam dua film ini penoton akan diajak melihat kegigihan Aqila untuk memenuhi rasa ingin tahunya pada dunia astronomi dan proses ia mempelajari Al Quran. Iqbal menyampaikan, keinginan membuka pemikiran masyarakat akan pentingnya pemaham agama sejak dini, menjadi latar belakang ide pembuatan film Iqro.
Tentu Iqbal dan tim tidak menempuh jalan yang mudah. Butuh waktu masing-masing 2 tahun untuk membuat dua seri film Iqro. Ditambah tantangan yang dihadapi selama masa produksi. “Kendala utama adalah dalam menyiapkan desain produksi film yang layak untuk diproduksi. Karena genre film anak-sains-religi adalah kombinasi yang tidak mainstream.” Jelas Iqbal. Namun terbukti, hasil kerja keras tim produksi mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. SFA berhasil menghadirkan film anak dengan cerita yang segar dan penuh pembelajaran.
Ketika film anak yang bernafaskan Islam belum banyak dibuat, film Iqro hadir memberikan warna baru di dunia film nasional. Dalam momen peringatan hari film nasional ini, Iqbal berharap kedepannya semakin banyak film religi yang moderat yang dapat menggambarkan kondisi umat islam di Indonesia. “Semoga semakin banyak lahir film-film yang mempunyai keberpihakan kepada aspirasi dan kondisi umat Islam di Indonesia,” ungkap Iqbal.
Film Iqro merupakan wujud terlaksananya impian besar para penggiat film di unit kegitan Masjid Salman. Mengangkat tema ilmu pengetahuan yang disandingkan dengan agama juga bentuk keberhasilan aktivis Salman melakukan dakwah lewat jalur seni. Kemudian tokoh Aqila dengan mimpi besarnya menujukkan pesan yang ingin disampaikan pembuat film bahwa anak Indonesia berhak memiliki cita-cita yang tinggi. Semua mimpi besar yang diperlihatkan dalam film Iqro.(Nurul)