Dengan Memadukan Intelektualitas dan Religiusitas, YPM Salman ITB Kembali Menggelar SIM VI - International Islamic Conference
(Bandung, 16/11/24) - Memadukan intelektualitas dan religiusitas, YPM Salman ITB kembali menggelar Seminar Ilmiah Masjid - International Islamic Conference (IIC) yang ke- 6, bekerja sama dengan Forsi Himmpas Indonesia, Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI), dan KAMIL ITB. Seminar ini digelar pada Sabtu, (16/11/24), di Gedung Serba Guna Masjid Salman ITB, secara hybrid, dan dihadiri 160 peserta yang berasal dari berbagai daerah. Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk memperkuat kolaborasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritual dalam rangka membangun peradaban yang berkelanjutan.
Seminar ini menghadirkan narasumber nasional dan internasional yang kompeten di masing-masing bidang keilmuannya, seperti Prof. Dr. Omar Hasan K. Kasule, Sr.; Dr. Muhammad Zaki Mubarok, M.H.; Dr. Eng. Anto Satriyo Nugroho; dan Prof. Nidhal Guessoum. Terselenggaranya seminar ini juga didukung oleh Rumah Amal Salman, Sanbe, BSI, dan Pawitra Biotech.
Acara ini mengupas berbagai isu strategis, mulai dari integrasi ilmu pengetahuan dan agama, peran masjid kampus dalam pembinaan generasi muda, hingga tantangan perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dalam membangun masyarakat yang beretika.
Ketua Umum Forsi Himmpas Indonesia, Ahmad Syauqi, menyoroti pentingnya menjembatani nilai-nilai tradisional Islam dengan tantangan dunia modern.
“Indonesia, sebagai komunitas cendekiawan dan profesional Muslim, memiliki peran penting dalam menyelaraskan nilai-nilai tradisional dengan praktik kontemporer. Forum ini menjadi tempat untuk berbagi ide dan pengetahuan guna menciptakan kehidupan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi seluruh komunitas.” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus YPM Salman ITB, Prof. Dr. Suwarno, M.T., menyatakan bahwa seminar ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat peran masjid kampus sebagai pusat dakwah, pemberdayaan masyarakat, dan pembinaan generasi muda.
“Kita perlu mendorong lahirnya pemikiran orisinil dari masjid kampus, khususnya dalam menghadapi isu-isu aktual seperti perkembangan AI dan dampaknya terhadap identitas masyarakat.” tegasnya.
Prof. H. Hermawan K. Dipojono, Ph.D., selaku Ketua Pembina YPM Salman ITB sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) AMKI, menyampaikan harapannya agar seminar ini dapat terus diselenggarakan pada tahun-tahun mendatang, menjadikannya sebagai konferensi tahunan yang menjadi wadah untuk memperkaya pemikiran dan kontribusi terhadap kemajuan peradaban.
Beliau berharap, ide-ide yang berkembang dalam seminar ini dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia di masa depan dan membawa kita lebih dekat pada tujuan besar untuk memberikan manfaat bagi umat manusia, sebagaimana yang dicontohkan oleh ajaran Islam.
Seminar ini juga menyoroti pentingnya peran masjid kampus dalam melayani civitas akademika, memberdayakan masyarakat sekitar, dan mendorong kemajuan peradaban. Melalui kolaborasi berbagai pihak, International Islamic Conference di Masjid Salman ITB ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat intelektualitas Muslim yang berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih baik.
Seminar Ilmiah Masjid ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang terus relevan dan berdampak luas.