Memaafkan Memang Berat, Tapi Hati yang Lega Itu Nikmat

Sahabat, hidup memang tak pernah lepas dari ujian, rasa sakit, dan pertemuan dengan orang-orang yang meninggalkan luka. Berbicara soal memaafkan memang seringkali lebih mudah diucapkan daripada melakukannya.
Memaafkan bukan berarti kita menganggap remeh luka yang pernah ada. Bukan pula membiarkan orang lain terus menyakiti kita. Tapi memaafkan adalah cara kita memilih untuk tidak membiarkan luka itu meracuni hati dan hidup kita selamanya.
Dalam Islam, memilih memaafkan adalah bukti kita juga ingin Allah memaafkan dosa-dosa kita. Sesuai dengan firman-Nya,
"Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)
Memang tidak mudah, kita yang menanggung luka, tapi justru kita pula yang diminta untuk memaafkan. Namun di balik beratnya itu, ada pahala yang dijamin langsung oleh Allah. Betapa berharganya sebuah maaf di mata-Nya.
"… barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah.” (QS Asy-Syura: 40)
Menyimpan marah dan sakit itu melelahkan, bukan? Mungkin, selama ini bukan orang lain yang paling butuh dimaafkan, tapi hati kita sendiri yang butuh kelegaan. Dengan mendoakan mereka yang pernah menyakiti, sesungguhnya kita sedang meraih ketenangan yang kita dambakan.
Maka, jika hari ini kita masih belajar memaafkan, teruslah melangkah dengan yakin, karena kita sedang berada di jalan yang diridhai oleh Allah. Semoga setiap luka yang perlahan kita ikhlaskan, membawa kita menuju pintu-pintu keberkahan yang tak pernah kita duga sebelumnya.