Kisah Teladan: Seseorang yang Masuk Surga Karena Mindset-nya

Mungkin kita sering berpikir surga hanya dapat diraih dengan amalan besar. Padahal, ada amalan hati yang sederhana tapi memiliki dampak luar biasa di sisi Allah. Kisah pemuda Anshar yang dijanjikan surga oleh Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa surga bisa diraih dengan menjaga hati tetap bersih dan ikhlas.
Amalan apa yang dilakukan pemuda itu? Mari kita lihat bagaimana amalan ini menuntunnya menuju surga yang kita dambakan itu..
Suatu hari, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sebentar lagi akan datang seorang penghuni surga.” Sabtu itu membuat para sahabat penasaran. Tak lama, seorang laki-laki Anshar lewat dengan sandal di tangan dan air wudhu di janggutnya. Keesokan harinya, Rasulullah ﷺ mengulangi sabda yang sama, dan pemuda itu muncul lagi. Abdullah bin Amr bin Al-Ash pun penasaran, apa amalan pemuda ini hingga dijamin surga?
Setelah tiga malam, Abdullah bin Amr pun berpamit hendak pulang. Sebelum pergi, ia merasa perlu untuk bertanya langsung, "Wahai saudaraku, Rasulullah ﷺ telah bersabda bahwa engkau adalah calon penghuni surga. Aku menginap di rumahmu untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan agar aku bisa mengikutinya. Namun, aku tidak melihatmu melakukan sesuatu yang istimewa.
Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah menjaminmu masuk surga?" Pemuda Anshar itu menjawab, "Seperti yang engkau lihat, aku tidak melakukan amalan yang istimewa. Hanya saja, aku tidak pernah menyimpan rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya." (HR Imam Ahmad, Musnad Ahmad, 20: 125)
Jawaban pemuda Anshar mengungkap rahasia amalan hatinya, yaitu setiap malam sebelum tidur, ia memastikan hatinya bersih dari dendam, iri, dan kebencian. Ia memaafkan setiap orang yang pernah menyakitinya. Amalan sederhana ini membawa dampak besar di sisi Allah. Bukan amalan besar yang menjaminnya surga, tapi hatinya yang selalu bersih.
Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi,
وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa, "Ya Rabb kami, berilah ampun kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hasyr: 10)
Terkadang, memaafkan terasa sangat sulit, apalagi jika hati kita telah disakiti sedemikian rupa. Namun, ganjaran yang Allah berikan kepada mereka yang memaafkan sangatlah luar biasa. Allah adalah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun, dan Dia selalu memberikan balasan yang terbaik bagi setiap amal kebajikan yang kita lakukan dengan penuh keikhlasan.
Sumber: Kisah Muslim | Syaamil Qur’an