Fathu Makkah: Perjuangan Rasulullah SAW Demi Kedamaian

  • Tanggal : 2024-09-23

Single blog Details

Di momen Hari Perdamaian Internasional ini, mari kita menilik kembali tentang peristiwa Fathu Makkah. Yaitu salah satu momen paling penting dalam sejarah Islam, ketika Rasulullah ﷺ dan pasukan muslim berhasil menaklukkan Makkah tanpa pertumpahan darah.

Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-8 Hijriah. Bukan untuk menguasai, tapi Rasulullah ﷺ ingin membawa kedamaian dan menegakkan kebenaran. Berikut kisahnya!

Peristiwa ini dimulai dari perjanjian damai yang dikenal sebagai Shulh Hudaibiyah, yang ditandatangani pada tahun 6 Hijriah antara kaum Muslimin Madinah dan orang-orang Quraisy. Dalam perjanjian tersebut, suku Khuza’ah bergabung dengan kaum Muslimin, sedangkan suku Bakr bergabung dengan Quraisy.

Namun, suku Bakr melakukan pengkhianatan dengan menyerang suku Khuza’ah, dan Quraisy mendukung serangan tersebut. Mendengar pelanggaran tersebut, Rasulullah ﷺ segera bergerak menuju Makkah bersama pasukan muslim. Tanpa dendam, Rasulullah ﷺ hanya ingin menegakkan perdamaian dan keadilan atas pelanggaran tersebut.

Rasulullah ﷺ membawa 1000 pasukan muslim untuk mengepung dari berbagai arah dan membagi mereka menjadi dua bagian: sayap kanan dan sayap kiri. Khalid bin Walid ditunjuk langsung oleh Rasulullah ﷺ untuk memimpin sayap kanan, sementara sayap kiri dipimpin oleh Zubair bin Awwam. Strategi ini dirancang untuk mengecoh Quraisy dan menghindari perlawanan besar yang membuat mereka hanya bisa tertunduk.

Setelah berhasil menaklukkan Makkah, Rasulullah ﷺ menunjukkan sikap bijaksananya dengan tidak dendam, tetapi justru memberikan pengampunan kepada penduduk Makkah. Kemudian, Rasulullah ﷺ tinggal di Makkah selama 19 hari untuk menghancurkan semua berhala di Makkah dan sekitarnya. Ini menandakan kemenangan tauhid, membebaskan manusia dari penyembahan selain kepada Allah ﷻ.

Fathu Makkah terjadi sebagai simbol kemenangan besar bagi kaum Muslimin. Allah ﷻ menyelamatkan kota Makkah dari kesyirikan dan kezaliman, menjadikannya kota yang penuh dengan ruh tauhid dan sunnah. Kota yang sebelumnya menjadi simbol kesombongan dan keangkuhan, kini berubah menjadi lambang keimanan dan kepasrahan kepada Allah ﷻ.

Sumber: Muslim.or.id