Berdamai Dengan Rasa Lelah
Dunia ini memang tempatnya capek. Tidak ada yang bisa menghindari rasa lelah dalam hidup, baik fisik, mental, maupun spiritual. Pada hakekatnya, dunia adalah ladang ujian, tempat kita berusaha dan bersabar. Hari demi hari yang dilewati membuat kita tumbuh dan berproses untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi.
Namun, bagaimana kita menyikapi rasa lelah itu yang akan menentukan kualitas hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita lihat lelah dengan perspektif baru, sebagai anugerah dan pengingat dari Allah.
Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa lelah, kekhawatiran, kesedihan, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti, sampai duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Syukurilah rasa lelah sebagai bentuk kasih sayang Allah, karena di balik rasa lelah ada pahala besar yang menanti.
Ketika kita merasa lelah dalam menjalani hidup, ingatlah bahwa rasa lelah itu adalah bukti cinta Allah kepada hamba-Nya. Allah ingin kita merasakan perjuangan agar kita selalu ingat untuk bergantung pada-Nya. Rasa lelah juga merupakan bentuk penghapusan dosa dan peningkatan derajat di sisi Allah.
Terkadang jika lelah mulai datang, rasanya diri ini ingin menyerah saja. Namun, Islam mengajarkan kita untuk sabar dan berserah diri kepada Allah. Lelah adalah momen yang tepat untuk mengingat bahwa kemampuan kita terbatas, dan hanya dengan pertolongan Allah kita bisa melaluinya.
Berdamai dengan lelah berarti menerima bahwa segala sesuatu sudah ditakdirkan oleh-Nya, dan ada hikmah di balik setiap rasa lelah yang kita rasakan.
Ketika kita berhasil melewati rasa lelah dengan sabar dan ikhlas, kita telah meningkatkan kedudukan kita di sisi Allah. Lelah mengajarkan kita untuk lebih bijak dalam menjalani kehidupan, lebih bersyukur atas nikmat yang diberikan, dan lebih kuat dalam menghadapi tantangan.
Setiap tetes keringat dan langkah yang kita ambil di jalan kebaikan tidak pernah sia-sia di sisi-Nya. Lelah yang kita alami bisa menjadi jalan untuk menggapai ridha-Nya, jika kita menjalaninya dengan ikhlas. Ingatlah, setiap ujian dan rasa lelah di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan pahala dan balasan dari Allah adalah kekal.
Maka, jadikanlah rasa lelah sebagai penguat iman, pengingat bahwa tujuan akhir kita adalah bertemu dengan-Nya dalam keadaan ridha dan diridhai.
Sumber: Al Azhar Peduli